Tuesday, September 23, 2008

Sale Sale Sale

Teman di kantor mengumumkan adanya sale gede-gedean. Serta merta kami yang sensitif dengan kata sale menyambut dengan suka cita. Maka meluncurlah kami belima, empat ibu ‘brisik’ dan satu pria yang ‘brisiknya’ melebihi para ibu-ibu tersebut dengan sebuah taxi ke kawasan Sudirman. Begitu masuk ke lobby gedung tempat berlangsungnya sale, kami sudah disambut dengan bejibunnya orang yang siap naik ke lantai 26.

Setelah menunggu sesaat, kami pun masuk ke bilik lift yang langsung dijubeli orang-orang. Begitu keluar, alamak, hampir kami tidak bisa keluar lift karena tertahan oleh orang-orang yang berdiri didepan lorong lift. Ada apakah gerangan ? Rupanya di lantai 26 itu orang-orang sudah berduyun-duyun antri untuk masuk ke ruangan sale. Satu teman yang sedang hamil memutuskan untuk tidak ikut masuk karena takut berdesak-desakan. Ya sudah. Akhirnya tinggal kami berempat berjibaku berdiri dalam antrian. Merambat sedikit demi sedkit. 15 menit berlalu, akhirnya giliran kamilah masuk.

Lebih alamak lagi, rupanya suasana didalam tidak kalah heboh. Puluhan orang bersemangat mengaduk aduk kotak tas, sepatu, ikat pinggang. Baju-baju aneka model yang tergantung. Belum deretan jam tangan beragam bentuk yang berjejer dalam kotak kaca. Saya langsung mengarahkan pandangan ke bagian pakaian anak-anak. Celana panjang, ya saya mencari celana dan kaos untuk Bagas dan Sekar. Aduk punya aduk, rupanya saya tidak mendapatkan apa yang saya cari. Ukuran yang besarlah. Harga yang masih dalam bilangan ratusan ribu deh (meski judul diskonnya up to 70% sale).

Peluh sudah menggerumbul di dahi. Kepala sudah berat sebelah alias migraine. Saya sudah tidak tahan, dan yang lainnya pun ternyata sama. Akhirnya kami menyerah. Kami memutuskan keluar. Seorang teman yang bermaksud membeli satu buah tas, terpaksa mengurungkan niatnya setelah melihat antrian di kasir yang ajubilee. Jadi dengan tangan hampa kami pulang.

Meski sedikit kuciwa, ada perasaan lega. Karena terhindar dari aksi impulsive untuk berbelanja. Kalau tidak terjaga, uang THR bisa menguap entah kemana. Padahal masih banyak pengeluaran yang menuntut segera untuk ditunaikan. Kiriman buat orang tuan, gaji tahunan, bonus dan ongkos mudik si mbak, zakat mal, dan banyaaaak lagi.

No comments: