Sunday, June 24, 2007

11 Hari Tanpa Si Mbak

Apa jadinya hari-hari tanpa si Mbak? Yah sejak 13 Juni Mba Narti pamit pulang kampung untuk acaranya kawinan sepupunya. Pamitnya sih cuma seminggu, tapi ternyata molor jadi 11 hari. Pheww...pe er pun mesti berbagi. Jam 5 teng sudah bangun, ngerendem baju, nyuci, buatin susu buat Bagas, mimikin Sekar. Mandiin mereka berdua. Pokoknya semua dapat tugas. Mbah sudah pasti masak. Lha ada si mbak juga memang masak. Bapake anak-anak dapat tugas ekstra dari nyuci, ngepel, setrika. Ternyata urusin domestik ini memang kerjaan maha berat. Asli ga ada abis-abis. Apalagi yang namanya ngurus anak, ga ada brentinya. Makanya benar ya Allah mengganjar pahala super duper besar untuk para istri, wanita, yang teguh setia dalam mengurus rumah tangga. Sampai dalam suatu hadist disebutkan bahwa untuk menyisir rambut anak, pahalanya adalah sebanyak rambut yang disisir. Subhanallah!

Sampai pada hari Minggu kemarin, bunyi kring telepon. Dengan harap-harap cemas diterima. Suaranya Mba Narti yang pelan, mengabarkan kalau sudah balik dan minta dijemput sorenya. Alhamdulilah.....

11 hari tanpa si Mba benar-benar menjadi pelajaran yang berarti.